Infeksi Traktus Urinary (urinary tract infections (UTIs)
Disebabkan oleh mikroorganisme patogen di saluran kencing .
Biasanya diklasifikasikan menjadi 2 : Upper atau lower uranary tract,
kemudian diklasifikasikan lagi menjadi uncomplicated dan complicated
- Lower UTIs meliputi cystitis bacterial (inflamasi kandung kemih),
bacterial prostatitis (inflamasi kelenjar prostat), dan bacterial urethritis
(inflamasi urethra).
- Upper UTIs lebih umum dan meliputi akut atau kronis pyelonephritis
(inflamasi pelvis renal), interstitial nephritis (inflamasi ginjal), dan abses
renal.
Lower UTIs
Patofisiologi :
- Invasi bakterial ke traktus urinari.
Pada kondisi normal bladder dapat membersihkan sejumlah besar bakteri, dengan protein bernama Glycosaminoglycan (GAG) yang bekerja melawan bakteri. GAG dapat terganggu oleh agen-agen seperti metabolisme cyclamate, saccharin, aspartame, dan tryptophan.
- Reflux
Adanya obstruksi aliran normal urine dapat menyebabkan uretrhrovesical reflux dimana urine mengalir berbalik dari uretra ke bladder.
Manifestasi klinik :
- setengahnya tidak ada gejala.
- pada uncomplicated lower UTI misalnya sistitis : rasa terbakar saat
kencing, sering kencing ( lebih dari tiap 3 jam), urgency, nocturia,
incontinence, nyeri suprapubik atau pelvik. Hematuria dan nyeri punggung juga
dapat terjadi. Pada orang tua, tanda gejala ini kurang terjadi.
- pada complicated UTI manifestasi dapat terjadi mulai asimtomatik
akteriuri sampai sepsis gram negatif sampai shock (urosepsis).
Pada orang tua, terjadi struktur yang abnormal sekunder akibat penurunan
tonus bladder dan reurogenic bladder (dysfunctional bladder, sekunder akibat
stroke, diabetes menyebabkan bladder tidak dapat dikosongkan sepenuhnya
meningkatkan risiko terhadap UTIs.
Hati-hati pada pasien tua sering kekurangan tanda UTI dan sepsis. Meskipun
tanda frekuensi dan urgensi mungkin terjadi, tanda non spesifik seperti
perubahan sensorium, letargi, anoreksia, inkontinensia yang baru,
hiperventilasi, demam derajad rendah, dapat menjadi klu (tanda) [ gejala
urosepsis].
Manajemen Medis :
Manajemen medis UTIs meliputi terapi Farmakologi dan edukasi. Farmakologi dapat terbagi dalamterapi farmakologi akut dan terapi farmakologi yang panjang. Akut dapat dengan antibiotika 3-4 hari, atau sampai 7 - 10 hari. Sedangkan yang panjang dapat sampai 2 minggu terapi. Pasien dapat mengalami reinfeksi, oleh sebab itu diperlukan terapi yang panjang.Proses Keperawatan :
Pengkajian :
Riwayat Kesehatan :
- Nyeri, frequency, urgency, hesitancy, perubahan urine.
- Kaji laporan perubahan pola berkemih pasien, seringnya mengosongkan bladder, hubungannya dengan sexual intercourse, praktek kontasepsi, dan personal hygiene.
- Kaji penggunaan antimikrobial dan obat-obat lainnya.
- Kaji volume urine, perubahan warna, konsentrasi, kejernihan, bau,yang dipengaruhi oleh bakteri.
Diagnosa Keperawatan :
- Nyeri akut berhubungan dengan infeksi dalam saluran kencing
- Kurang pengetahuan tentang faktor predisposisi infeksi berulang, deteksi dan pencegahan infeksi berulang, dan terapi farmakologi.
Intervensi :
Mengurangi nyeri :
- Nyeri segera akan hilang dengan terapi antimikrobial.
- Bisa ditambah dengan antispasmodik sesuai advis
- Beri kompres hangat di perineum dapat mengurangi nyeri
- Minum yang banyak
- Hindari urinari tract iritan (kopi, teh, citrus, rempah-rempah, cola, alkohol)
- Berkemih tiap 2-3 jam dapat mendukung pengosongan bladder, mengurangi urinary stasis, mencegah reinfeksi.
Memonitor dan memenej Potensial Komplikasi
Komplikasi dapat ke arah gagal ginjal, sepsis (urosepsis), strikture, dan obstruksi. Tujuannya adalah mencegah infeksi kepada progres ke arah kerusakan renal permanen dan gagal ginjal.
- Pasien harus diajarkan tentang tanda dan gejala
- mulai terapi antimikroba, minum banyak, sering berkemih,
- Pasien dengan UTIs hidari penggunaan kateter
- Penggunaan kateter harus hati-hati :
* gunakan strict teknik aseptik
* Plester kateter yang baik untuk mencegah pergeseran
*Sering inspeksi warna urine, bau, konsistensi.
* Lakukan perineal care tiap hari
* Pertahankan sistem tertutup
* Ikuti instruksi perusahaan saat menggunakan port catheter untuk mengambil spesimen urine.
- Cek tanda vital dan kesadaran yang mungkin mengarahkan pasien kepada urosepsis.
-Segera laporkan kultur positip kencing dan peningkatan sel darah putih (WBC counts)
- Beri antibiotika sesua adwis
Mendukung Asuhan di Rumah
- personal hygiene
- meningkatkan intake cairan
- berkemih lebih sering
- regimen terapi
Upper Urinary Tract Infections
Pyelonephritis : adalah infeksi bakteri ke pelvis renal, tubulus, dan jaringan interstitial satu atau kedua ginjal.
Penyebabnya adalah penyebaran bakteri ke atas dari bladder atau melalui aliran darah.
Pyelonephritis akut
Manifestasi klinis : menggigil, demam, leukositosis, bakteriuria, pyuria. Low backpain, flank pain, mual dan muntah, sakit kepala, malaise, nyeri saat berkemih. Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri pada sudut costovertebral. Tambahan biasanya ada urgency dan frequency.
Pyelonephritis kronis
Manifestasi klinis : biasanya tidak ada tanda dan gejala kecuali jika terjadi eksaserbasi akut. Simptom biasanya : kelemahan, sakit kepala, nafsu makan buruk, polyuria, haus yang berlebihan, kehilangan berat badan. Infeksi yang panjang menyebabkan pembentukan jaringan parut pada ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.
Komplikasi
Komplikasi pyelonephritis kronis meliputi penyakit ginjal terminal, hypertensi, formasi batu ginjal.
Manajemen Medis : terapi antimikrobial yang panjang.
Manajemen Keperawatan
Pasien harus diukur intake dan outputnya dengan teliti.
Minum 3-4 liter cairan perhari bila tidak ada kontra indikasi.
Cek temperatur tiap 4 jam dan beri antibiotik sesuai advis
Fokus pendidikan kesehatan : Ajarkan pasien pencegahan infeksi berulang : konsumsi cairan adequat, pengosongan kandung kencing lebih sering, perineal hygiene, serta pentingnya minum antimicrobial sesuai advis.
No comments:
Post a Comment