Definisi Asidosis
Menggambarkan seseorang yang mengalami atau pada risiko tinggi untuk mengalami ketidakseimbangan asam-basa karena peningkatan produksi asam atau kehilangan yang berlebihan dari basa.
Poulasi dengan Risiko Tinggi Asidosis Respiratori :
- Hipoventilasi
- Edema pulmonal akut
- Obstruksi Jalan Napas
- Pnemothoraks
- Overdosis sedatif
- Pneumonia berat
- Penyakit pulmonal obstruktif kronis
- Asthma
- Lesi Cerebro Nerves Sistem
- Gangguan sistem respirasi, otot dan dinding dada (myasthenia gravis, amyotropich lateral sclerosis, Guillain-Barre Syndrome)
Populasi dengan Risiko Tinggi Asidosis Metabolik :
- Diabetes militus
- Lactic acidosis
- Late-phase salicylate poisoning.
- Uremia
- Methanol atau ethulene glycol ingestion
- Diarrhea
- Intestinal fistula, malabsorpsi
- Intake yang berlebihan salin isotonik atau ammonium chloride
- Gagal ginjal (akut atau kronik)
- Massive rhabdomyolysis
- Keracunan
- Drug toxicity
Tujuan Keperawatan : Perawat akan mengelola dan meminimalkan komplikasi dari asidosis.
Indikator :
- Sesuai dengan indicator ketidakseimbangan elektrolit.
- Blood ureum nitrogen 10 - 20 mg/dL
- Creatinin 0.2 - 0.8 mg/dL
- Alkaline phosphatase 30 -150 IU//mL
- Serum prealbumin 1-3 g/dL
- Tidak ada kram otot
Intervensi umum untuk Asidosis Metabolik :
- Monitor tanda dan gejala asidosis metabolic :
* Respirasi cepat dan dangkal
* Sakit kepala, lethargy, coma
* Mual dan muntah
* Plasma bikarbonat rendah dan pH arterial darah rendah
* Peningkatan serum potassium
* Peningkatan serum chloride
* PCO 2 < 35 - 40 mmHg
* Penurunan HCO3
- Untuk klien dengan asidosis metabolic :
* Mulai replacement cairan infus sesuai pesanan, tergantung dari etiologinya ( dehidrasi mungkin karena kehilangan cairan dari lambung dan urine)
* Bila etiologinya diabetes mellitus, sesuai dengan Risiko Kompliksi Hipo/Hiperglikemia untuk intervensinya
Sumber :
Lynda Juall Carpenito-Moyet, (2010).Nursing Diagnosis, Application to Clinical Practice. 13'th ed. Wolters Kluwers|Lippincott Williams & Wilkins.( p. 880-884)
Menggambarkan seseorang yang mengalami atau pada risiko tinggi untuk mengalami ketidakseimbangan asam-basa karena peningkatan produksi asam atau kehilangan yang berlebihan dari basa.
Poulasi dengan Risiko Tinggi Asidosis Respiratori :
- Hipoventilasi
- Edema pulmonal akut
- Obstruksi Jalan Napas
- Pnemothoraks
- Overdosis sedatif
- Pneumonia berat
- Penyakit pulmonal obstruktif kronis
- Asthma
- Lesi Cerebro Nerves Sistem
- Gangguan sistem respirasi, otot dan dinding dada (myasthenia gravis, amyotropich lateral sclerosis, Guillain-Barre Syndrome)
Populasi dengan Risiko Tinggi Asidosis Metabolik :
- Diabetes militus
- Lactic acidosis
- Late-phase salicylate poisoning.
- Uremia
- Methanol atau ethulene glycol ingestion
- Diarrhea
- Intestinal fistula, malabsorpsi
- Intake yang berlebihan salin isotonik atau ammonium chloride
- Gagal ginjal (akut atau kronik)
- Massive rhabdomyolysis
- Keracunan
- Drug toxicity
Tujuan Keperawatan : Perawat akan mengelola dan meminimalkan komplikasi dari asidosis.
Indikator :
- Sesuai dengan indicator ketidakseimbangan elektrolit.
- Blood ureum nitrogen 10 - 20 mg/dL
- Creatinin 0.2 - 0.8 mg/dL
- Alkaline phosphatase 30 -150 IU//mL
- Serum prealbumin 1-3 g/dL
- Tidak ada kram otot
Intervensi umum untuk Asidosis Metabolik :
- Monitor tanda dan gejala asidosis metabolic :
* Respirasi cepat dan dangkal
* Sakit kepala, lethargy, coma
* Mual dan muntah
* Plasma bikarbonat rendah dan pH arterial darah rendah
* Peningkatan serum potassium
* Peningkatan serum chloride
* PCO 2 < 35 - 40 mmHg
* Penurunan HCO3
( Asidosis metabolik berasal dari ketidakmampuan ginjal untuk meng -
ekskresi ion-ion hidrogen, phosphates, sulfates, dan ketonebodies. Kehilangan
bikarbonat ketika ginjal menurun dalam resorpsinya. Hiperkalemia,
hiperphosfatemia, dan penurunan bicarbonat menyebabkan asidosis metabolik.
Kelebihan ketonebodies menyebabkan sakit kepala, mual, muntah, dan nyeri perut.
Rata-rata pernafasan dan kedalaman meningkat untuk mengeluarkan CO2 dan
mengurangi asidosis. Asidosis menyebabkan peningkatan iritabilitas neuromuskuler
dan CNS karena pertukaran hidrogen dan potasium didalam sel).
- Untuk klien dengan asidosis metabolic :
* Mulai replacement cairan infus sesuai pesanan, tergantung dari etiologinya ( dehidrasi mungkin karena kehilangan cairan dari lambung dan urine)
* Bila etiologinya diabetes mellitus, sesuai dengan Risiko Kompliksi Hipo/Hiperglikemia untuk intervensinya
- Untuk klien dengan asidosis
metabolik :
* Mulai penggantian cairan intra vena sesuai
pesanan, tergantung pada etiologi yang mendasarinya. (Dehidrasi dapat karena
kehilangan cairan melalui lambung atau urine).
* Bila etiologinya diabetes melitus, sesuai
kepada Risiko Komplikasi hipo/hiperglikemia
* Kaji tanda dan gejala hipokalsemia,
hipokalemia dan alkalosis sebagaimana asidosis terkoreksi. (Koreksi cepat
asidosis dapat menyebabkan ekskresi cepat kalsium dan potasium dan rebound
alkalosis)
* Perbaiki per pesan ketidakseimbangan
elektrolit.
* Monitor arterial blood gas, pH urine.
* Monitor tanda dan gejala asidosis respirasi
:
-
Takikardia, disrithmia, nadi tidak teratur.
- Pandangan kabur, papiledema
- Diaphoresis
- Mual / muntah
- Gelisah, sakit kepala
- Dyspnea, hypoventilasi
- Peningkatan usaha napas
- Penurunan respirasi rate
-
Peningkatan serum calsium
- Penurunan srum calcium
- Penuruhan sodium klorida
- Penurunan refleks
- Penurunan tingkat kesadaran.
* Untuk klien dengan asidosis respiratori :
- Perbaiki ventilasi dengan :
**Positioning
dengan head or bed up (mendukung penurunan diaphragma)
** Ajari
napas dalam dengan ekspirasi diperpanjang (meningkatkan pengeluaran CO2)
** Pemberian
ekspektoran diikuti penghisapan bila diperlukan (untuk meningkatkan
ventilasi – perfusi)
ventilasi – perfusi)
-
Konsultasi untuk kemungkinan ventilasi mekanik bila perbaikan tidak
didapatkan
-
Tingkatkan hidrasi optimal
-
Batasi penggunaan sedatif dan tranquilizer.
-
Mulai lima pertama intervensi respirasi asidosis untuk memperbaiki asidosis
metabolik.
Sumber :
Lynda Juall Carpenito-Moyet, (2010).Nursing Diagnosis, Application to Clinical Practice. 13'th ed. Wolters Kluwers|Lippincott Williams & Wilkins.( p. 880-884)
No comments:
Post a Comment