Pengkajian Neurologi
Pengkajian Neurologik :
-Status Mental
-Fungsi saraf cranial
-Bahasa dan bicara
-Tanda-tanda meningeal
-Status Sensorik
-Status Motorik
Pengkajian Lengkap
1. Riwayat Kesehatan
2. Manifestasi klinik :
- Nyeri
- Kejang
- Sakit Kepala
- Gangguan Pengelihatan
- Kelemahan
- Sensasi Abnormal
Pemeriksaan Fisik Neurologi : 5 komponen utama :
-Fungsi serebral,
-Saraf Kranial,
-Sistem Motorik,
-Sistem Sensorik,
-Refleks
Fungsi Serebral :
- Status Mental
- Fungsi Intelektual
- Isi Pikiran
- Status Emosi
- Persepsi
- Kemampuan motor
- Kemampuan Bahasa
- Pengaruh thd gaya hidup
Status Mental
- Tingkat kesadaran
- Orientasi
- Mood and behavior
- Pengetahuan
- Vocabulary
- Memory
- Tahu ini hari apa, tahun berapa, siapa nama presiden?
- Kesadaran laki-laki atau wanita?
- Sadar siapa pemeriksa, dan kenapa pasien berada di ruangan?
- Apakah kapasitas memori pendek (immediate memory) intact?
Fungsi Intelektual
- Seseorang dengan IQ rat-rata dapat mengulang 7 digit tanpa salah dan dapat menghitung ke belakang 5 digit
- Mita pasien menghitung kebelakang dari 100 atau mengurangi 7 dari 100, lalu 7 dari itu dst (called serial 7s)
- Fungsi intelekturl lebih tinggi : misal apakah pasien tahu arti : “ burung menangkap cacing, seperti apa tikus dan anjing,
pensil dan pen. Apakah pasien dapat membuat penyimpulan tentang situasi-situasi yang dhhadirkan.
Isi Pikiran
•Apakah thoughts spontaneous, natural, clear, relevant, and coherent?
•pakah pasien punya fixed ideas, ilusi, preokupasi (keasyikan)? Apa pandangan pasien terhadap pikiran itu?
•Preoccupation with death or morbid events, hallucinations, and paranoid ideation are examples of unusual thoughts or
perceptions that require further evaluation.
Status Emosi
•Apakah Afek (manifestasi eksternal dari mood) pasien alamiah, iritable dan marah, cemas, apatis atau datar, atau eforia?
•Apakah fluktuasi mood normal, atau tiba-tiba sedih – gembira?
•Apakah afek tepat sesuai kata-kata dan isi pikiran?
•Apakah komunikasi verbal konsisten denan nonverbalnya?
Persepsi
•Agnosia = Adalah tidak mampu menginterpretasikan atau memberi perimbangan kepada obyek yang terlihat melalui inderanya.
Contoh melihat pensil tetapi tidak tahu apa itu dan untuk apa. Dapat mendeskripsikan tetapi tidak bisa menginterpretasikan
fungsinya.
•auditory or tactile agnosia as well as visual agnosia.
•Pasien dihadirkan obyek yang familiar dan minta mengidentifikasikan namanya.
Kemampuan motor
•cortical motor integration --> minta pasien menampilkan ketrampilan (throw a ball, move a chair).
Kemampuan Bahasa
•Apakah pasien menjawab pertanyaan dengan tepat?
•Dapatkah ia membaca kalimat dari surat kabar, dan menjelaskan artinya?
•Dapatkah pasien menulis namanya sendiri, apat membuat sama persis sesuatu bentuk yang dibuat oleh examiner ?
A deficiency in language function --> aphasia.
Pengaruh terhadap gaya hidup
•Identifikasi adanya isu-isu untuk pertimbangkan apakah ada keterbatasan peran di keluarga atau komunitas.
•Rencana perawat untuk memenuhi kebutuhan itu dan untuk mendukung adaptasi terhadap gangguan peran.
Tingkat Kesadaran
Tanda awal peningkatan tekanan intrakranial :
•Restlessness, disorientasi, letargy
•Sakit kepala
•Hemiparese kontralateral
•Tanda vital relativ stabil
•Pupil dilatasi ipsilateral
•Blurring of vission, penurunan ketajaman pandang, diplopia
•Muntah biasanya tidak terjadi
•Temperatur normal
Status Sensori
•Sentuhan
•Nyeri
•Temperatur
•Proprioseption
Motor Status :
•Gait and stance
•Muscle strength
•Muscle tone
•Coordination
•Involuntary movements
•Muscle stretch reflexes
Saraf Cranial
I. Olfactory – fungsi penciuman – Identifikasi bau
II. Optic - Sensorik -> vision -> test ketajaman visual, inspeksi fundi, lapang pandang
III. Oculomotor – kontraksi pupil, gerakan kelopak mata atas, gerakan ekstra okuler --> test refleks pupil
IV. Trochlear – Motorik gerakan bola mata ke bawah / kedalam--> test gerkan bola mata.
V. Trigeminal – Motorik (gerakan rahang) sensorik (sensasi fascial)--> test gerakan rahang, sensasi wajah.
VI. Abduscens- Motorik (gerakan lateral mata)
VII. Facial – Motorik (otot wajah) sensorik (lidah 2/3 bagian depan)--> test gerakan wajah, identifikasi rasa.
VIII. Acoustic – Hearing (bagian chochlear) Balance (bagian vestibular)--> test bisikan, caloric test
IX Glossopharyngeal – Sensori (pharyng, posterior tongue, with taste Motorik (pharynx) Sensori (pharyx & larynx)--> test
identifikasi rasa
X Vagus –Motor (palatum, pharynx, larynx)--> test refleks muntah, gerakan uvula, gerakan soft palate, parau suara
XI Spinal accessory –Motor(sternocleidomastoid, bagian atas trapezius--> test gerakan bahu dan leher
XII. Hypoglosal –Motor(lidah)-> test gerakan lidah
Fungsi Motorik dan Refleks-Refleks
Lower Motor Neuron
•Terdiri atas sejumlah besar anterior horn cells di daerah abu-abu di spinal cord. Juga ditemukan di nukleus motor cranial di
batang otak.
•Mempengaruhi aktivitas otot skelet (voluntary dan refleks)
•Bila terdapat lesi akan mengakibatkan :
-Flacid otot, kelamahan, atau paralisis
-Kehilangan aktivitas refleks
-Kehilangan tonus otot
-Atrophi
Upper Motor Neuron
•Berasal dari strip motor korteks serebri dan dalam nukleus multiple batang otak.
•Axon melintas melalui batang otak, decusatio di medula, ke bawah melalui tractus corticospinal tract.
•Gabungan kerja LMN dan UMN adalah gerakan otot yang baik, lembut, terarah.
•Saat terjadi lessi di UMN misal pada CVA, maka akan mengakibatkan hemiplegia.
•Tanda upper motor neuron :
-Paresis atau paralisis tonus otot dan spastisitas
-Hiperrefleksia
-Late atropi from use
-Increasd muscle tone
Pada mulanya flaccid (hipotonic) dan hiporeflexic, secara bertahap refleks akan meningkat.
Pemeriksaan Fungsi Cerebellar & Sensori
1.Test light touch sensation
•Gesek kulit dengan katun, sikat lembut, atau ujung jari
•Tanyakan adanya sensasi dan lokasinya.
2. Test Nyeri Superfisial Dan Membedakan Tajam / Tumpul Nyeri
•Secara berurutan lakukan penyentuhan dengan jarum tajam dan tumpul
•Gunakan minimal tekanan
•Berhenti beberapa saat untuk memberi kesempatan klien merasakan
3. Test Sensasi Nyeri Dalam
•Renggut tendon seperti misalnya achiles atau bicep dengan jari dan tekan untuk membuat nyeri
•Jika pasien coma, lakukan dengan tekanan pada kuku jari (nail bed)
•Normal : pasien meringis, atau deserebrasi / dekortikasi pada pasien coma
4. Test Temperatur
•Isi tabung reaksi dengan air hangat dan dingin berurutan
•Minta klien menyebutkan hangat atau dingin
5. Test Vibrasi Sensation
•Getarkan garpu tala, letakkan dasarnya pada tonjolan tulang misal : clavicle, sternum, sendi jari, dsb.
•Letakkan jari anda di bawah sendi
•Minta klien menyebutkan awal dan akhir getaran.
6. Test Posisi Sendi
•Mulai sendi paling distal
•Raih sendi misal sendi jari, gerakkan ke atas dan ke bawah
•Minta pasien menyebutkan yang dirasakan : ke atas atau ke bawah
7. Evaluasi Asosiasi Sensory
•Stereognosis= letakkan obyek yang dikenal di tangang pasien, minta klien menyebutkan
•Topognosia = sentuh salah satu jari, minta klien menyebutkan jari mana yang disentuh
•Graphognosia = jejakkan angka atau huruf di telapak tangan
Cek Membedakan 2 Titik
•Tekankan 2 jarum atau calipers ke kulit pasien. Minta menyebutan 1 atau 2 sentuhan yang dirasakan
•Normal jarak yang dirasa : ujung jari = 2,8-5mm telapak = 8 – 12 mm, dorsal hand = 20 -30 mm, dada / lengan bawah = 40 mm,
punggung = 40 – 70 m, lengan atas / paha = 75mm, tulang kering =30 – 40 mm
Evaluasi fungsi cerebellar
•Test finger to nose dengan mata tertutup. Atau minta klien menyentuh dengan telunjuk, jari telunjuk anda
•Hand movement = minta klien dengan cepat membalik telapak tangan
Romberg Test.
•Minta klien berdiri dengan kaki rapat. Pertama saat mata terbuka, catat goyangan badan dan kesulitan mempertahankan balance.
Lalu minta klien menutup mata.
Kekuatan Otot (O’Hanlon-Nichols, 1999).
5 --> full power of contractionagainst gravity and resistance or normal muscle strength;
4 --> fair but not full strength against gravity and a moderate amount of resistance or slight weakness;
3 --> just sufficient strength to overcome the force of gravity or moderate weakness;
2 --> the ability to move but not to overcome the force of gravity or severe weakness;
1 --> minimal contractile power—weak muscle contraction can be palpated but no movement is noted—or very severe weakness; and
0 --> complete paralysis.
Terimakasih
No comments:
Post a Comment