Search This Blog

October 1, 2011

Kegagalan Nafas Akut (Acute Respiratory Failure)

Sumber :
Carlson K. Karen. 2009. Advaced Critical Care Nursing. AACN. Sauders Elsevier

Kegagalan Nafas Akut

adalah ketidakmampuan sistem respirasi untuk mempertahankan pertukaran gas.

2 macam tipe / jenis :
* Kegagalan tipe I = hipoxemic failure / kegagalan oksigenasi
* Kegagalan tipe II = hypercapnic failure / ventilatory failure



Kegagalan tipe I (oksigenasi) bila tekanan parsial O2 (PaO2) < 60 mmHg Kegagalan tipe II (hypercapnic) bila tekanan parsial CO2 ( PaCO2) > 50 mmHg

MEKANISME KEGAGALAN HIPOXEMIC FAILURE
Kondisi yang sering menyebabkan kegagalan oksigenasi :
- COPD
- Asthma
- Bronchiolitis
- Cystic fibrosis,
- Pneumonia
- Emboli pulmonal
- inhalasi gas toxic
- tenggelam

Kondisi yang menyebabkan Hypoxemic Acute Failure (Kegagalan Nafas tipe I) adalah :
- Ketidakseimbangan Ventilasi / Perfusi
- Intrapulmonary Shunt
- Alveolar Hypoventilation
- Impaired Diffusion
- Low Partial Pressure of Inspired Oksigen

Pada kondisi normal, aliran darah menuju area ventilasi (alveoli) maka menimbulkan perbandingan yang cocok antara Ventilasi (V) dan Perfusi (Q) atau V = Q .

Kondisi V < Q menimbulkan gangguan oksigenasi, contoh pada pnemoni dan dongestive heart failure. Demikian juga pada V > Q pada trombosis kapiler dan emboli paru

Intrapulmonary shunt ---> kondisi dimana kapiler pulmonal normal, tetapi ventilasi alveolar berkurang. sehingga darah tidak menemukan oksigen di paru menyebabkan penurunan signifikan saturasi oksigen arterial (SaO2).

Kondisi PaO2 / FiO2 (Tekanan parsial O2 dibanding Fraksi Oksigen Inspirasi) atau P/F juga dapat menjadi patokan kondisi Acute Respiratory Failure.
Nilai P/F normalnya adalah > 350. Nilai klinis yang dapat diterima adalah 286. Bila turun menandakan perburukan intrapulmonal shunt.


A-a gradien = perbedaan tekanan alveolar (A) dengan arterial (a)
A-a gradien (rentang A-a)
A = partial pressure of Alveolar
a = oksigen arterial

A-a = (%FiO2 / 100) X 760 - 47 mmHg)- (PaCO2 / 0,8) - PaO2
760 adalah tekanan atmosfere setinggi permukaan laut.
47 adalah tekanan kelembaban udara

Gradien (A-a) meningkat pada meningkatnya umur dan pemberian oksigen.
Normal Gradien adalah (umur + 10) / 4.
Rentang normal gradien (A-a) adalah 20 - 65 mmHg.

Bila paCO2 meningkat, seharusnya PaO2 turun, tetapi A-a tetap normal.

Peningkatan A-a penyebabnya ada 3 :
- Ventilasi / perfusi (V/Q) yang tidak normal
- difusi tidak normal
- arteriovenous shunts

a/A adalah rasio antara oksigen terlarut / oksigen di alveolar
Nilai lebih dari 60% adalah normal, tidak memerlukan suplementasi oksigen.
Nilai kurang dari 60% adalah kondisi intrapulmonal shunt yang sedang memburuk.

Alveolar Hypoventilasi --> dapat terjadi akibat gangguan CNS --> penurunan respirasi
penyebab lain : obesitas, alkohol, overdosis.

Gangguan difusi --> tergantung luasnya membran dan ketebalan membran.
Ketebalan membran naik dengan adanya sekret atau cairan
Luas membran menurun pada atelektasi
CO2 22kali lebih mudah larut dibandingkan oksigen.

Low Partial Pressure of Inspired Oxygen. --> terjadai akibat ketinggian dari permukaan bumi, pemberian konsentrasi yang salah pada anestesia.

MEKANISME TERJADINYA HYPERCAPNIC ACUTE RESPIRATORY FAILURE

Mekanisme yang sering mendasari :
- Dinding dada / sistem Neuromuskuler Respirasi (poliomielitis, amyotrophic lateral sclerosis, tetanus, muscular dystrophy, myastenia gravis, stroke, spinal cord injuru, scoliosis, chest wall injury)
- CNS : ---> gangguan pada kontrol ventilasi (batng otak dalam pons dan medulla di pneumotaxic center, chemotaxic center, and dorsal and ventral respiratory pgoups control ventilation. Kondisi overdosis narkotik, sedatif, tumor otak, infeksi otak, infeksi dan kerusakan spinalcord, botulism, GBS, Myxedema, obesitas.
- Paru : Airways / Alveoli ---> gangguan airways atau alveolar-blood interface. (penumonia, COPD, cystic fibrosis, pulmonary oedema, ALI, adult respiratory distress syndrome)

Bila ventilasi menurun 4 - 6 L permenit hiperkapnia mulai terjadi.
Penyakit yang dapat menimbulkan hiperkapnia :
- overdosis obat
- lesi / trauma otak
- Guillain-Barre Syndrome
- Myastenia Gravis
- Multiple Sklerosis
- Massive Obesity
- Pneumothorax
- COPD
- ASTHMA
- Pneumonia
- Akut Lung Injury = Acute Respiratory Distress Syndrome

Patofisiologi Primernya adalah peningkatan Dead-Space Ventilation
mekanime primernya :
- penurungan lung compliance
- peningkatan tahanan jalan udara
- penurunan inchest wall compliance
- penurunan lung recoil substantially increases the work of breathing

Nilai normal Gas Darah Arteri :
pH                              = 7,35 - 7,45 mmHg
PaCO2                       =    35 -   45 mmHg
Oxygen Saturation       = 93 - 98 %
Base Excess or Defisit = + / - 2 mmol / L
HCO3(0-)                  = 22 - 26 mEq/L

Tahap menilai Analisa Gas Darah (AGD)

1. Pertama perhatikan pH, dapat sbb
- pH > 7,4 (alkalosis)
- pH < 7,4 (acidosis)
- pH = 7,4 (normal)
2. kedua : tentukan penyebab utama gangguan :
- didapatkan dari nilai PaCO2 dan HCO3 (-) dalam hubungannya dengan pH
3. ketiga lihat kompensasi tubuh terhadap kondisi tersebut :
- dengan melihat nilai selain penyebab gangguan utama
- lihat pH, PaCO2, dan HCO3

Contoh :
1. pH 7,20     pCO2 60 mmHg    HCO3  24 mEq / L
    kondisi ini sebagai asidosis respirasi tanpa kompensasi tubuh (PaCO2 tinggi = gagal respirasi, HCO3  normal)
2. pH 7,40    pCO2 60 mmHg    HCO3  37 mEq / L
    kondisi ini sebagai asidosis respiratorik kronik dengan kompensasi tubuh ( lihatlah PaCO2 tinggi = gagal respirasi, HCO3 tinggi = tubuh berkompensasi dengan menahan HCO3 agar tidak terbuang melalui ginjal, dan sebagai akibatnya pH menjadi normal = 7,4)

Waduh, dilanjutkan nanti ya. Capek nih.....

No comments:

Post a Comment