Search This Blog

August 13, 2011

Radang atau Inflamasi

Berikut ini posting materi kuliah saya tentang  Radang atau Inflamasi dan pemulihan

Radang = inflamasi adalah
"reaksi jaringan hidup terhadap semua bentuk jejas"
Radang pada suatu jaringan tubuh  istilah dgn menambah imbuhan “it is” contoh : apendisitis = radang pada apendiks

Peradangan
= respon terhadap cedera
= reaksi vaskuler yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial pada daerah cedera atau nekrosis.

Infeksi bukan sinonim peradangan
Infeksi adalah salah satu penyebab peradangan

Guna radang adalah untuk :
•Memusnahkan, melarutkan, membatasi agen penyebab jejas
•Merintis jalan untuk pemulihan jaringan yang rusak pada tempat reaksi
 yang ikut berperan dalam reaksi radang
    -Pembuluh darah
    -Saraf
    -Cairan
    -Sel-sel tubuh di tempat jejas

Pemulihan
•Ialah proses dimana sel-sel yang hilang atau rusak diganti dengan sel-sel hidup
•Kadang oleh regenerasi sel parenkim asal, lebih sering oleh sel fibroblas jaringan ikat membentuk parut.

3 komponen penting radang
•Perubahan penampang pembuluh darah  meningkat aliran darah
•Perubahan struktural pada pembuluh darah mikro  protein dan leukosit meninggalkan sirkulasi darah
•Agregasi leukosit di lokasi jejas

Respon radang (inflamasi)

Stimuli inflamasi/radang akut
•Infeksi
•Trauma
•Agen fisik / kimia
•Nekrosis jaringan
•Benda asing
•Reaksi imun

Perubahan pembuluh darah dalam reaksi radang
•Perubahan aliran darah  melambat karena pelebaran p. Darah
•Perubahan permeabilitas kapiler.

Perubahan aliran darah
Anatomi kapiler normal
•Vaskulatur mikro (kapiler) terdiri atas saluran-saluran berkesinambungan berlapis endotel yang bercabang-cabang dan beranastamosis.
•Lapisan endotel terdiri atas sel selaput basalis  yang berjenis “kesinambungan” yaitu lapisan sitoplasma yang tidak terputus – putus dan hubungan rapat menutup pertemuan antar sel

Aliran cairan normal
•Gerakan aliran menurut hukum starling
•Pada ujung arteriol tekanan hidrostatik tinggi mendesak  cairan keluar ke dalam ruang interstisial dengan cara ultrafiltrasi
•Mengakibatkan tekanan osmotik koloid meningkat dalam kapiler, sehingga menarik kembali cairan dari interstisiel pada pangkal kapiler venula.
•Sisa cairan yang ada dalam cairan interstisiel mengalir melalui saluran limfatik

Eksudasi
•Ialah peningkatan permeabilitas vaskuler disertai keluarnya protein plasma dan sel-sel darah putih ke dalam jaringan.

Eksudat dan transudat
•Ialah cairan radang ekstravaskuler dengan berat jenis tinggi (di atas 1.020)
•Mengandung protein 2-4 mg% dan leukosit
•Terjadi akibat  peningkatan permeabilitas vaskuler dan tekanan hidrostatik kapiler
•Ialah cairan dalam ruang interstisial yang terjadi hanya sebagai akibat tekanan hidrostatik intravaskular yang meningkat
•Bj cairan umumnya < 1.012
•Kandungan protein rendah

Tanda pokok peradangan
1.Rubor (kemerahan)
-Akibat pelebaran arteriol
-Sering disebut hipereme atau kongesti  warna merah lokal
-Diatur oleh tubuh secara nurogenik maupun kimia melalui pengeluaran zat seperti histamin

2. Kalor
- terjadi karena darah yang mensuplai ke daerah radang lebih banyak

3. Dolor (rasa sakit)
-Karena berbagai sebab diantaranya :
    * perubahan ph lokal
    * pengeluaran zat tertentu seperti histamin yang merangsang saraf
    * pembengkakan daerah setempat

4. Tumor (pembengkakan)
-Timbul karena pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan interstisial.
-Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun disebut dengan eksudat.
-Sebagian besar eksudat adalah cair, misal lepuhan. Lalu leukosit tertimbun sebagai bagian eksudat.

5. Fungsio laesa (perubahan fungsi)
- daerah yang meradang berfungsi secara abnormal.

Akibat peradangan pada sistem limfatik
•Ada penembusan lambat cairan interstisiel ke dalam saluran limfe jaringan
•Limfangitis = pembuluh limfe terkena radang
•Limfadenitis = jika kelenjar limfe yang terkena radang
•Limfadenopati = istilah yang umum yang menggambarkan ada kelainan kelenjar limfe

Akibat peradangan
•Marginasi = karena banyak cairan plasma keluar kapiler  viskositas darah naik  aliran darah di kapiler menurun  leukosit berjalan lambat, menembus endotel kapiler, membentuk marginasi untuk menghambat kuman / agen radang
•Kemotaksis = leukosit bergerak pada interstisial jaringan yang meradang akibat sinyal kimia.
    zat-zat yang menarik leukosit = kuman, jaringan rusak, zat-zat protein plasma yang diaktifkan karena plasma yang bocor.

Peran leukosit pada radang akut
•Marginasi dan susunan berlapis
•Emigrasi
•Kemotaksis
•Fagositosis

Marginasi
•Akibat bendungan sirkulasi mikro, eritrosit bergerak  di tengah lumen kapiler, leukosit pindah ke bagian tepi melapisi permukaan endotel. (melakukan marginasi dan susuna berlapis).  Kemungkinan penyebabnya adalah adanya faktor-faktor yang terbentuk akibat radang.

Emigrasi
•Ialah proses perpindahan leukosit yang bergerak ke luar pembuluh darah. Paling aktif adalah neutrofil dan monosit, paling lamban ialah limfosit.
•Monosit disebut dengan makrofag atau histiosit.
•Kadang eritrosit mengikuti keluar limfosit akibat tekanan hidrostatik, disebut dengan diapedesis.
•Mula-mula neutrofil lalu diikuti monosit keluar pembuluh darah
•Pada infeksi virus dan reaksi imune terutama ditandai dengan banyak limfosit.

Kemotaksis
•Yaitu migrasi leukosit ke arah utama lokasi jejas.
•Sebagai akibat pengaruh-pengaruh kimia yang berdifusi.
•Faktor kemotaksis neutrofil :
    - c5a (komponen sistem komplemen)
    - leukotrin b4 (hasil metabolisme asam arakidonat
    - produk-produk kuman.

•Faktor-faktor kemotaksis monosit dan makrofag :
    - c5a
    - leukotrin b4
    - faktor-faktor bakteri
    - fraksi-fraksi neutrofil
    - limfokin (produk reaksi antigen-antibodi)
    - frakmen-frakmen fibronektin

Fagositosis
•Tahap fagositosis :
    1. Perlekatan partikel pada permukaan fagosit
    2. Pelahapan
    3. Pemusnahan dan penghancuran jasad renik atau partikel yang dimakan.

Mediator-mediator radang akut
•Adalah bahan kimia berasal dari plasma maupun jaringan, yang merupakan rantai penting antara terjadinya jejas dengan timbulnya fenomena radang.
•Golongan-golongan mediator :
    1. Amina vasoaktif : histamin dan serotonin
    2. Protease plasma : sistem kinin, komplemen dan sistem koagulasi fibrinolitik
    3. Metabolit asam arakidonat (aa) : prostaglandin dan leukotrin
    4. Produk lekosit : enzim lisosom dan limfokin
    5. Macam lainnya : radikal bebas asal oksigen, faktor yang mengaktifkan trombosit (paf-acether)

1.Amina vasoaktif
•Histamin = tersebar luas dalam jaringan
•Sumber paling kaya : basofilia jaringan  dalam jaringan ikat sekitar pembuluh darah.
•Juga dijumpai dalam basofilia darah dan trombosit.
•Dilepaskan dari dalam granula karena stimulus :
    1. Jejas fisika (trauma / panas)
    2. Reaksi imunologi
    3. Frakmen komplemen anafilatoksin
    4. Protein lisosom dari sel neutrofil

Efek histamin
•Dilatasi arteriol
•Meningkatnya permeabilitas venula dan pelebaran pertemuan antar sel endotel
•Bahan kemotaksis khas untuk eosinofil
•Diinaktifasi oleh enzim histaminase

2.Protease plasma terdiri atas :
•Sistem kinin
•Komplemen
•Sistem pembekuan

Sistem kinin
•Prekursor dari plasma disebut dengan kininogen berat molekul tinggi, yang diuraikan menjadi bradikinin oleh enzim proteolitik kalikrein yang diaktifkan oleh faktor pembekuan xii (hageman)
•Bila diaktifkan membentuk bradikinin yang menyebabkan dilatasi arteriol, permeabilitas venula dan kontraksi otot polos ekstravaskuler.
•Tidak menjadi penyebab kemotaksis tetapi menyebabkan nyeri
•Diinaktifasi oleh enzim kininase.

Sistem komplemen
•Merupakan sistem yang terdiri atas satu seri protein plasma yang berperan penting dalam imunitas maupun radang.
•Komponen terdapat dalam bentuk inaktif dalam plasma diberi angka c1 sampai c9
•Pengaktifan oleh plasmin berasal dari plasminogen yang diaktifkan oleh faktor xiia (hageman) dan enzim lisosom  yang dilepaskan oleh neutrofil

Efek protein komplemen
•C3a dan c5a (anafilatoksin) :
- meningkatkan permeabilitas vaskuler
- menyebabkan vasodilatasi karena dibebaskannya histamin.
- mengaktifkan sintesis lebih lanjut asam arakidonat dalam netrofil dan monosit

•C5a menyebabkan adesi neutrofil pada endotel dan kemotaksis untuk monosit dan neutrofil.
•C3b yang melekat pada dinding sel bakteri berfungsi sebagai opsonin dan memudahkan fagositosis oleh neutrofil dan monosit.

Sistem pembekuan
•Dilakukan oleh faktor hageman (xii) diaktifkan semasa radang oleh fosfolipid membran sel.

3.Metabolit asam arakidonat
•Aa = suatu asam lemah tidak jenuh yang terdapat jumlah banyak sebagai fosfolopit selaput sel.
•Diaktifkan oleh fosfolipase yang berasal dari lisosom netrofil.
•Faktor c5a juga mengaktifkan fosfolipase.

Efek metabolit asam arakidonat
•Prostaglandin dan prostasiklin ialah  vasodilator yang kuat pada arteriol.
•Pge2 dan prostasiklin memperkuat pembentukan edema
•Produk leukotrin (ltc4 dan ltd4) :
    - vasodilator dan meningkatkan permeabilitas vaskular pada venula dengan kekuatan 1000 kali lebih besar dari histamin
    - menyebabkan vasokonstriksi dan spasmus bronkus.

•Ltb4 menyebabkan adhesi neutrofil dan monosit pada endotel pembuluh darah.
•Pge2 menyebabkan rasa nyeri, memperkuat dampak bradikinin, juga dikaitkan dengan penyebab demam.


Aneka macam mediator
•Radikal bebas berasal dari oksigen . Metabolit ini bocor memasuki lingkungan ekstrasel, meningkatkan permeabilitas vaskuler dengan merusak endotel kapiler.
•Radikal bebas juga menyebabkan peroksidasi aa tanpa enzim sehingga membentuk lipid-lipin kemotaksis, diikuti kerusakan jaringan.
•Aseter-paf  merupakan faktor yang menggiatkan trombosit  sehingga menyebabkan agregasi trombosit , disintesa oleh basofilia jaringan, netrofil, dan makrofag

4. Produk leukosit
   Lisosom dalam neutrofil menghasilkan mediator radang akut, diantaranya :
   - protease netral (elastase, kolagenase, katepsin) menyebabkan jejas jaringan dengan merusak elastin, kolagen, protein jaringan lain.
   - protease menguraikan c3 dan cl membentuk anafilatoksin
   - kalikrein dari lisosom menyebabkan pembentukan bradikinin
   - neutrofil merupakan juga sumber fosfolipase untuk sintesis asam arakidonat
   - rangsang pada permukaan neutrofil meskipun tidak terdapat fagositosis dapat memicu jeram asam arakidonat dan sebagai akibatnya dibebaskannya mediator-mediator.
   - limfosit membebaskan limfokin yang menyebabkan penimbunan dan pengaktifan makrofag. Limfokin penting dalam reaksi radang kronis.


Pemulihan
•Terdiri atas penggantian sel-sel mati oleh sel-sel hidup
•Biasanya diikuti melibatkan proliferasi jaringan ikat disertai pembentukan jaringan parut.
•Penimbunan jumlah kolagen yang berlebihan dapat menimbulkan suatu tonjolan jaringan ikat mirip tumor disebut keloid.
•Penyimpangan lain yaitu granulasi eksuberan (daging tumbuh) bila pembentukan jaringan granulasi yang berlebihan dan menonjol lebih tinggi dari permukaan kulit di sekitarnya sehingga menghalangi reepitelisasi.

3 golongan sel tubuh dalam kemampuan regenerasi
•Sel labil
•Sel stabil
•Sel permanen

Sel labil
•Secara terus menerus berproliferasi dan mengganti sel yang lepas atau mati  melalui proses faali.
•Pada golongan ini : sel epitel permukaan tubuh : epidermis, rongga mulut, saluran pencernaan, pernafasan, sal genetalia, epitel pelapis duktus., sel-sel sumsum tulang, jaringan limfoid termasuk limpa

Sel stabil
•Mampu beregenerasi, tetapi dalam keadaan normal tidak bertambah banyak secara aktif, sebab masa hidupnya dapat bertahun-tahun, mungkin seumur alat tubuh sendiri.
•Termasuk golongan ini : sel parenkim semua kelenjar tubuh termasuk : hati, pankreas, kelenjar liur an endokrin, sel tubuli ginjal, kelenjar kulit, jaringan mesenkim pada tulang, sel endotel otot polos.

Sel permanen
•Pada golongan ini : sel neuron, otot bercorak, otot jantung.
•Kerusakan neuron berarti kerusakan tetap, kecuali kerusakan pada serabut akson dapat tumbuh asal badan sel tetap hidup.
•Pemulihan parenkim yang sempurna akibat jejas, tidak hanya bergantung kemampuan sel beregenerasi.
•Keutuhan arsitektur stroma atau keutuhan kerangka jaringan yang cedera sangat penting.


Penyembuhan primer
•Pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat bila tepi luka bedah disambung dan dijahit secara rapi.

Hari i pasca bedah
•Garis insisi segera terisi bekuan darah.
•Permukaan bekuan mengering menimbulkan kerak yang menutupi luka.
•Terdapat reaksi radang akut yang biasa, pada tepi luka terdapat infiltrat polimorfonuklir yang mencolok

Hari ii
•Timbul reepitelisasi permukaan
•Pembentukan jembatan yang terdiri dari jaringan fibrosa
•Dalam waktu 48 jam tonjolan sel epitel, fibroblas dan tunas kapiler yang bermigrasi berhubungan satu sama lain sehingga luka tertutup oleh epitel.
•Folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar lemak mengalami regenerasi

Hari iii
•Respon radang akut mulai berkurang
•Neutrofil sebagian besar diganti oleh makrofag yang membersihkan tepi luka dari sel yang rusak dan juga pecahan fibrin.

Hari v
•Celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya pembuluh darah dan longgar
•Dijumpai serabut kolagen di sana-sini

Akhir minggu i
•Luka telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan kurang normal
•Celah subepitel yang yang telah erisi jaringan ikat kaya pembuluh darah mulai membentuk serabut kolagen.

Selama minggu kedua
•Proliferasi fibroblas dan pembuluh darah terus menerus
•Timbunan progresif serabut kolagen
•Kerangka fibrin lenyap
•Jaringan parut tetap berwarna merah, belum memiliki dara rentang yang cukup berarti.
•Reaksi radang hampir hilang seluruhnya, dengan meninggalkan beberapa makrofag dan sedikit infiltrat limfosit.

Akhir minggu ii
•Struktur dasar jaringan parut telah mantap
•Warna jaringan parut lebih muda
•Penimbunan kolagen dan mantap dara rentang luka.


Penyembuhan sekunder
•Proses yang berlangsung lama, karena jaringan yang mati dan debris nekrosis perlu dibersihkan dan celah akibat lluka perlu diisi dengan sel-sel yang masih vital.
•Dasar dan tepi luka (jaringan rusak) pertama-tama dilapisi oleh jaringan granulasi.
•Proliferasi fibroblas dan pembentukan tunas-tunas kapiler dimulai, sedangkan reaksi radang akut dan kronik masih aktif di bagian sentral luka.
•Setelah leukosit membersihkan  eksudat dan debris, maka terbentuk jaringan granulasi dari bagian tepi luka ke bagian tengah.
•Bersamaan dengan ini pada luka di permukaan, tepi yang yang terdiri dari epitel bermigrasi dan berproliferasi, tetapi terbatas pada jaringan granulasi yang merupakan dasar pertumbuhan epitel tersebut.
•Sampai batas tertentu, sel-sel epitel dapat tumbuh ke dalam dan kadang-kadang dapat dijumpai pada sarang-sarang kecil sel epitel di antara jaringan granulasi yang baru terbentuk.

•Terdapat fenomena : kontraksi luka = semua luka mengecil sehingga ukurannya menjadi separoh dari semula dengan kecepatan yang sama. Disebabkan oleh kontraksi sel-sel fibroblas dalam jaringan granulasi.


August 4, 2011

Hipertermia

Berikut ini tentang hipertermia, semoga bermanfaat....
Dari :
Kumar, Abbas, Fausto, Metchell.2007. Robbins Basic Pathology. 8`th ed. Saunders.